Kamis, 22 Desember 2011

Asam Basa dan Cairan elektrolit


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.
            Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.
            Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
            Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimi dalam cairan tubuh.
1.2  Tujuan
            Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana tanda , gejala kecukupan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam dan basa.
1.3  Metode Penulisan
            Metode penulisan ini menggunakan metode kajian pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1  Tanda dan Gejala kecukupan cairan dan elektrolit
            Keseimbangan cairan dan elektrolit mencakup komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat  terlaarut. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan . cairan dan elektrolit  masuk ke dalam tubuh melalaui makanan, minuman dan cairan intravena dan di distribusikan ke seluruh bagian tubuh keseimbangan cairan dan elektrolit menandakan cairan elektrolit tubuh yang normal, demikian juga dengan distribusinya dalam seluruh bagian tubuh. keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu, maka demikian pula yang lainnya.
            Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh dan cairan ini sebagian berada didalam dan sebagian berada di luar sel.
            Cairan dan elektrolit menciptakan lingkungan intraseluler dan ekstraseluler bagi semua sel dan jaringan tubuh.Cairan intraseluler merupakan 50% dari berat tubuh letaknya didalam sel dan mengandung elektrolit serta kalium dan fospat dan bahan makanan seperti glukose dan asam amino. Kerja enzim dalam sel adalah konstan. Memecahkan dan membangun kembali sebagaimana dalam semua metabolism untuk mempertahankan keseimbangan.Cairan ekstraseluler atau cairan interstisiil membentuk 30% dari cairan dalam tubuh (kira-kira 12 liter). Air ini merupakan medium di tengah-tengah sel hidup. Sel menerima garam,makanan serta oksigen dan melepaskan semua hasil buangannya ke dalam cairan itu juga.
            Plasma darah merupakan 5% dari berat tubuh (sekitar 3 liter) dan merupakan sistem transport yang melayani semua sel melalui medium cairan ekstraseluler.
            Pertukaran cairan dalam jaringan : cairan dalam plasma berada dibawah tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan interstisiil. Oleh karena itu cairan itu condong untuk keluar dari pembuluh kapiler. Akan tetapi didalam plasma ada protein plasma ini mengeluarkan tekanan osmotic yang berusaha menghisap cairan masuk pembuluh kapiler.
            Di ujung kapiler arteri tekanan hidrostatik lebih besar daripada tekanan osmotic.
Maka imbangan kekuatan mendorong cairan masuk jaringan pada ujung vena tekanan hidrostatik kurang tekanan osmotic mengatasinya dan menarik kembali cairan itu masuk ke kapiler .secara normal cairan itu yang meninggalkan kapiler lebih banyak daripada cairan yang kembali masuk kedalamnya. Kelebihan ini disalurkan melalui limfe (getah beninng).
            Pertukaran antara cairan ekstraselular dan intraselular juga bergantung pada tekanan osmotic. Akan tetapi membran sel juga mempunyai permeabilitas selektif dan mengijinkan dilalui oleh beberapa bahan lain seperti oksigen, co2 dan urea secara bebas. Akan tetapi memompa bahan lain masuk atau keluar untuk mempertahanklan perbedaan konsentrasi dalam cairan intra dan ekstraseluler. Misalnya kalium dikonsentrasikan dalam cairan intraseluler, sedangkankan natrium dipompa keluar.
Catatan klinik
            Keseimbangan cairan dan elektrolit: dalam keadaan normal jumlah cairan yang masuk ke tubuh adalah sama banyak dengan yang dibuang. Air dan elektriolit Masuk ke tubuh dalam bentuk air minum. Cairan dan makanan-makanan lainnya: air dibuang melaui ginjal dalam bentuk air kencing, melalui kulit dalam bentuk keringat, melalui saluran pencernaan bersama kotoran, dan melalui paru-paru dalam bentuk uap air yang keluar bersama udara pernapasan. Elektrolit itu terbuang melalui air kencing, keringat dan bersama kotoran . kesanggupan tubuh untuk bertahan keseimbangan cairan dan elektrolit ini sungguh mengagumkan.  Ginjal akan bertambah aktif bila cairan yang kita minum bertambah banyak dan bila tubuh merasa kekurangan cairan, misalnya sesudah berkeringat banyak kita akan merasa haus. Pertanda bahwa kita memerlukan tambahan cairan.
            Usaha memperbaiki  keseimbangan cairan dan elektrolit: pada pasien merupakan hal yang sangat penting karena baik kekurangan atau kelebihan zat-zat itu akan membawa akibat yang lebih parah.
            Dehidrasi atau berkurangnya cairan tubuh ada dua macam, pertama kekurangan air seperti yang terjadi pada pelaut yang terdampar akibat kapalnya pecah. Dehidrasi jenis ini akan menyebabkan rasa haus,demam dan gangguan mental.  Kedua dehidrasi yang sering terjadi pada bayi dan penderita-penderita yang tidak berdaya, misalnya orang tua atau yang tidak sadar yang tidak mendapat cairan dalam jumlah yang mencukupi. Dalam hal ini yang penting adalah kekurangan zat garam(natrium). Dehidrasi jenis kedua ini biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh dalam jumlah besar. Misalnya: muntah-muntah atau mencret-mencret kulit penderita akan mengerut, tekanan darah menurun, dan otot-ototnya melemah. Dalam hal ini rasa haus tidak timbul.
            Pada keadaan syok, denyut nadi sangat cepat, kulit lembab, volume darah yang beredar menyusut dan tekanan darah sangat rendah. Penyebab syok yang tersering ialah perdarahan dan kekurangan zat garam.
            Zat garam(natrium) menyusut sehabis banyak keringat keluar, keadaan ini tidak dapat diperbaiki hanya dengan minum air saja. Jika tidak segera diperbaiki keadaan ini akan menyebabkan kejang otak, kehilangan tenaga, letih dan pingsan. Ini terjadi misalnya pada orang yang pergi dari daerah dingin ke daerah yang panas. Dan pada mereka yang bekerja di udara yang sangat panas. Keadaan  ini dapat diperbaiki dengan memberikan minum larutan encer NaCl atau makan tablet garam. Sampai tubuihnya dapat menyesuaikan diri dengan sekitar.
            Kelebihan natrium terjadi pada kegagalan ginjal. Dan bila juga terlalu banyak larutan NaCl yang diberikan melalui infuse intravenous. Kalium merupakan elektrolit penting yang lain. Kekurangan kalium terjadi pada beberapa keadaan, misalnya : muntah-muntah, kehilangan cairan karena ileostomi dan setelah mendapat obat diuretika (pemercepat kencing). Kecuali bila disertai pemberian kalium.
            Keracunan air dapat terjadi pada penderita yang terlalu banyak mendapat air tanpa pemberian natrium. Misalnya hanya glukosa dan air sedangkan penderita tersebut tidak mampu membuang kelebihan cairan tersebut. Kadar natrium dalam darah akan sangat menyusut (sering dikacaukan dengan keadaan kurang natrium) dan penderita menjadi kacau dan kejang-kejang.
            Daftar keseimbangan cairan, pentingnya catatan-catatan yang diatas merupakan prinsip utama yang mendasari pencatatan jumlah cairan yang masuk dan keluar pada seorang pasien bila diperlukan karena catatan tentang hal itu tidak hanya menentukan keadaan kesehatan pasien, tetapi dapat pula menuntukan hidup matinya.
            Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang masuk dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya sama pentingnya dengan pengukuran jumlah cairan yang keluar termasuk pendarahan. Cairan yang dihisap keluar dari lambung dan bronkus, muntah dan di area cairan yang  terubah akibat kolostomi dan ileostomi. Cairan yang keluar melalui luka misalnya luka bakar dan pada kecelakaan serta pembedahan.
Udema
            Udema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan. Akibat adanya gangguan keseimbangan seperti tellah diuraikan diatas, udema dapat terjadi oleh :
1.      Ada tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh-pembuluh kapiler seperti aliran darah vena tersumbat,
2.      Tekanan osmotic terlalu rendah karena kadar protein plasma, terutama albumin sangat rendah,
3.      Sumbatan pada aliran limfe ,
4.      Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes keluar dan masuk kedalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotic yang melawan tekanan osmotic protein dalam aliran darah.
Air membentuk 2/3 berat tubuh. Air sangat penting bagi kesehatan, dan kekurangan air lebih cepat menjadi parah daripada kekurangan bahan makanan lain. Air merupakan bagian yang besar dari jaringan yang melarutkan berbagai zat dan demikian membantu perubahan kimiawi di dalam alat-alat pencernaan mempertahankan konsentrasi normal garam dalam jaringan, dan dengan demikian mengatur bebagai proses dalam tubuh dan memungkinkan terjadinya proses osmosis.
Air masuk dalam bentuk makanan, cairan dan minuman. Sebagian besar makanan padat juga terdiri atas air khususnya buah-buahan dan sayur-sayuran, yang mengandung lebih dari 85% air dan semangka bahkan mengandung 95% atau lebih. Sejumlah air dalam tubuh juga diperoleh dari hasil oksidasi makanan.

Pemasukan dan Pengeluaran Cairan Setiap Hari Pada
Orang Dewasa Sehat
Pemasukan

Pengeluaran

Cairan yang diminum
1200 ml
Ginjal(urine)
1500 ml
Makanan padat (air)
1000 ml
Usus halus(feces)
200 ml
Oksidasi makanan (air)
300 ml
Paru (dalam udara ekspirasi)
400 ml
Pemasukan total
2500 ml
Kulit (keringat,difusi)
400 ml

Pengeluaran total

2500 ml

Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama dengan yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan penambahan atau pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urine. Juga jika seorang berkeringat banyak, ia mengeluarkan lebih banyak air melalui kulit, maka yang keluar sebagai urine kurang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
1.      Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2.      Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

3.      Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4.      Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5.      Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit    tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL                        (insensible water loss) / kehilangan air tidak kasatmata.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
  keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan            intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
7.      Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8.      Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
2.1  Definisi Asam dan Basa
Semua sel hidup pada tubuh manusia dikelilingi oleh lingkungan cair yang disebut cairan ekstraselular (CES). Komposisi kimiawi dari CES diatur di dalam batas-batas sempit yang memberikan lingkungan optimal untuk mempertahankan fungsi  sel normal. Konsentrasi  ion yang paling tepat keteraturannya dalam cairan ektrsel adalah ion hidrogen. Penyimpangan dari konsentrasi ion hidrogen dapat mengganggu reaksi normal metabolisme selular dengan mengubah keefektifan enzim,hormon,dan pengatur kimiawi fungsi sel lain.
Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar hidrogen (H+) pada cairan tubuh.Asam terus menerus diproduksi dalam metabolisme yang normal.
Asam adalah suatu subtansi yang mengandung 1 atau lebih ion H+ yang dapat dilepaskan dalam larutan (donor proton). Asam kuat,seperti asam hidroklorida(HCL),hampir terurai sempurna dalam larutan ,sehingga melepaskan lebih banyak ion H+. Asam lemah,seperti asam karbonat (H2CO3),hanya terurai sebagian dalam larutan sehingga lebih sedikit ion H+ yang dilepaskan.
pH adalah pencerminan rasio antara asam terhadap basa dalam cairan ekstrasel.pH dalam serum  dapat diukur dengan pH meter,atau dihitung dengan mengukur konsentrasi bikarbonat dan karbondioksida serum dan menempatkan nilai-nilainya ke dalam persamaan Henderson Hasselbach
     pH = pK+log H-/CO2
Proses metabolisme dalam tubuh menyebabkan terjadinya pembentukan dua jenis asam , yaitu mudah menguap (volatil) dan tidak mudah menguap (non volatil). Asam volatil dapat berubah menjadi bentuk cair maupun gas.
Basa adalah subtansi yang dapat menangkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen sebuah larutan (akseptor proton). Basa kuat , seperti natrium hidroksida (NaOH),terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam.Basa lemah seperti natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya sebagian yang terurai dalam larutan dan kurang bereaksi kuat dengan asam.
            Pengaturan ion hidrogen yang tepat bersifat penting karena hampir semua aktifitas sistem enzim dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu perubahan konsentrasi hidrogen sesungguhnya merubah fungsi seluruh sel dan tubuh. Konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh normalnya dipertahankan pada tingkat yang rendah,dibandingkan dengan ion-ion yang lain,konsentrasi ion hidrogen darah secara normal dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004 mEq/liter. Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan karena jumlahnya yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ino hidrogen disebut dalam skala logaritma dengan menggunakan satuan pH.
pH = log 1/H+
pH=-log H+
Normal H+ adalah 0,00000004 Eq/liter.oleh karena itu pH normal adalah:
pH= -log (0,00000004)
pH= 7,4
Dari rumus diatas,bahwa pH berhubungan terbalik dengan konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena itu pH yang rendah berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen yang tinggi dan pH yang tinggi berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen yang rendah
Seseorang dikatakan asidosis saat pH turun dari nilai normal dan dikatakan alkolosis saat pH diatas nilai normal. Batas rendah nilai pH dimana seseorang dapat hidup beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan batas atas adalah sekitar 8,0

Pengaturan perubahan konsentrasi ion hidrogen
            Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis:
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi cairan tubuh
2. Pusat pernafasan
3. Ginjal
            Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen ,sistem penyangga cairan tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk menimbulkan perubahan-perubahan ini. Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka tetep terikat sampai keseimbangan tercapai kembali.
Kemudian sistem pernafasan juga bekerja dalam beberapa menit untuk mengeliminasi CO2 dan oleh karena itu H2CO3 dari tubuh. Kedua pengaturan ini menjaga konsentrasi ion hidrogen dai perubahan yang terlalu banyak sampai pengaturan yang ketiga bereaksi lebih lambat,Ginjal dapat mengeliminasi kelebihan asam dan basa dari tubuh. Walaupun ginjal relatif lambat memberi respon,dibandingkan sistem penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan sistem pengaturan asam-basa yang paling kuat selama beberapa jam sampai beberapa hari.

Sistem penyangga ion-ion hidrogen dalam cairan tubuh
            Penyangga adalah zat apapun yang secara terbalik dapat mengikat ion-ion hidrogen,yang segera bergabung dengan asam basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan. Sistem ini bekerja sangat cepet dan menghasilkan efek dalam hitungan detik.
Ada 4 sistem penyangga dalam cairan tubuh:
1 Sistem penyangga bikarbonat-asam karbonat
            sitem penyangga utama dalam tubuh adalah system penyangga bikarbonat-asam karbonat. Sistem ini bekerja dalam darah untuk menyangga pH plasma. Apabila ion-ion hidrogen bebas ditambahkan ke dalam darah yang mengandung bikarbonat maka ion-ion bikrbonat akan mengikat ion hidrogen dan berubah menjadi asam karbonat H2CO3. Hal ini menyebabkan ion hidrogen bebas sedikit dalam larutan sehingga penurunan pH darah dapat dicegah.
2        Sistem penyangga fosfat
           Asam fosforik H2PO42-adalah suatu asam lemah ,asam ini terurai dalam plasma menjadi menjadi fosfat HPO42- dan ion hydrogen. Fosfat adalah suatu asam lemah sistem penyangga ini digunakan oleh ginjal untuk menyangga urin sewaktu ginjal mengeksresikan ion hidrogen.
3        Sistem protein    
            Sistem penyangga terkuat dalam tubuh. Karena mengandung gugus karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai basa.

4        Sistem penyangga hemoglobin
           Hemoglobin mengikat ion–ion hidrogen bebas sewaktu beredar melewati sel –sel yang bermetabolisme secara aktif.. Dengan mengikuti ion hydrogen bebas maka peningkatan konsentrasi ion hydrogen bebas dalam darh dapat diperkecil dan pH darah vena hanya turun sedikit apabila dibandingkan dengan darah arteri. Sewaktu darah mengalir melalui paru ,ion ion hydrogen erlepas dari hemoglobin dan berikatan dengan bikarbionat untuk menjadi asm karbonat yang terurai menjadI  CO2 dan air.CO2 dikeluarkan melalui ekspirasi sehingga ion-ion hidrogen yang dihasilkan oleh proses metabolism dapat dielimiasi.
Keseimbangan Asam-Basa

            Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35.Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
1. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan
bikarbonat
2. katabolisme zat organik
3. disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
melepaskan ion H.
Ketidakseimbangan asam-basa
            Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:
1. Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukan
    H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.
2. Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat
    hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.

3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru.
   Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis uremia akibat
   gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H
   bebas meningkat.
4. Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defisiensi
    asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi
    karena kehilangan ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis.
    Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir
    bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat.

Untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan asam-basa tersebut, fungsi pernapasan dan ginjal sangat penting.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu  larutan   Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
            Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
1. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan
    bikarbonat
2. katabolisme zat organik
3. disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme
    lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
    melepaskan ion H.



3.2 Saran

            Tubuh sehat bukan didapatkan dengan tidak sengaja,melainkan karena ada usaha untuk menjaga kesehatan. Salah satu usaha tersebut adalah metabolisme yang seimbang,agar metabolism tubuh berjalan dengan baik tubuh memerlukan cairan setiap harinya untuk menggantikan cairan yang hilang. Kita harus banyak minum minimal 8 gelas per hari atau ±2 liter. Minumlah air yang higienis,air ber ion, jus buah.
            Makanan yang kita makan setiap hari sangat berpengaruh terhadap pH darah kita. Agar asam basa seimbang kita harus makan makanan yang kaya akan protein seperti beras,jagung, dan gandum sebagai pembentuk asam. Sedangkan untuk pembentukan basa, hamper semua jenis buah dan sayuran adalah pembentuk basa,cobalah untuk memperbanyak makan buah dan sayuran agar pH darah meningkat dan metabolism tubuh seimbang.
            Sebelum bermasalah dengan kesehatan alangkah baiknya kita harus menjaganya.

REFERENSI


-  Lorraine M.Wilson. Patofisiologi Gangguan Asam Basa
-  dr.Jan Tambayong. Patofsiologi untuk keperawatan
-  Elizabeth J. Corwin Buku Saku Patofisiologi

1 komentar:

  1. Merit Casino Review | Find the Best Casino In 2021
    The Merit Casino is one of deccasino the best in 메리트 카지노 쿠폰 the industry with a focus on producing quality games. Read the review to discover the pros and cons. Rating: 3.9 · ‎Review by choegocasino Alex W · ‎Free · ‎Game

    BalasHapus